eps#1 Melihat Event : Jadi Online karena Pandemi
Bagaimana sebenarnya fenomena shifting dari offline ke online dapat mempengaruhi berbagai bidang terutama event.
Pernahkah kita berfikir bagaimana kabar mereka yang bekerja di dunia Orgenaizer atau Event di kala pandemi ini? bagaimana mereka survive dan mencari cara untuk beradaptasi dalam membangun era baru online event?
sebelum kita dapat menjawab pertanyaan tersebut, marilah kita lihat dulu dampak yang terjadi dari Pandemi ini terutama dampak langsung pada event-event offline. seperti kita ketahui bersama Pademi Covid-19 ini datang tanpa dapat di prediksikan sebelumnya, ya! datang saja, tiba-tiba ada tanpa mengirim signal terlebih dahulu, penyebarannya yang cepat membuat nyaris seluruh penduduk bumi ini kaget, memang pada awalnya ada beberapa negara atau settidaknya beberapa orang yang menganggap remeh virus ini, sehingga penanganan di beberapa negara tersebut dapat di bilang terlambat dan menjadikan Pandemi ini semakin mengerikan. akibat dari dampak tersebut adalah harus di tunda atau bahkan di batalkannya beberapa event offline yang sebelumnya sudah atau bahkan sedang berjalan, sebut saja beberapa event yang terkenal seperti Festival film praha, Konferensi TED 2020 dan beberapa konser musik seperti Live Nation Tour, BTS Concert sampai Coachella dan Stagecoach.
tentu saja selain nama-nama diatas ada ratusan bahkan ribuan event yang harus ditunda bahkan di batalkan akibat pandemi ini, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana mereka bisa dan harus survive di tengah ketidak pastian ini?
Shifting from offline to Online
Jika kamu adalah orang yang optimistik, pasti kamu akan mengira pandemi ini akan berakhir di akhir tahun dan kita sudah bisa kembali normal di tahun depan, solusi bagi mereka yang terlalu optimis tentu adalah dengan menunda beberapa kegiatan event sampai waktu yang belum dapat di tentukan, tapi benarkah itu adalah solusi terbaik? bisa saja mungkin, tapi kita akan sepenuhnya bergantung pada ketidakpastian dan pasti hal tersebut akan sangat tidak nyaman.
Saatnya melewati ketidakpastian dan mulai kembali ke dunia nyata, kita lawan pandemi ini dengan kreatifitas, yaa! mari geser kegiatan offline kita menuju ke masa depan yaitu online platform, because like wise man ever say, “the future is now, right”.
Mereka yang pernah berhasil.
Setidaknya setelah kurang lebih 11 bulan pandemi ini sudah ada di dunia, ada beberapa event yang telah mencoba merubah format event mereka dari offline ke online, mari kita lihat beberapa dari mereka yang dianggap telah sukses melakukannya.
JakCloth salah satu event pameran fashion terbesar di indonesia ini terpaksa harus berganti platform di tahun ini, event yang pada awalnya di rencanakan berlangsung di 28 kota harus berpindah menjadi online shopping festival, bekerjasama dengan sebuah platform e-commerce digital Tokopedia bukannya malah rugi justru mereka dapat meraup keuntungan yang lebih besar, selain biaya oprasional yang minim, mereka juga dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan dapat terlaksana lebih lama di banding dengan event offline.
Selain JakCloth, festival buku internasional Big Bad Wolf juga melakukan hal yang sama, bekerja sama dengan e commerce membuat mereka dapat lebih leluasa dalam berjualan, memang menurut saya sendiri sebagai orang yang tidak pernah ketinggalan mengikuti festival ini rasanya ada yang kurang ketika kita hanya berbelanja melalui gadget kita, biasanya kan kita bisa menyentuh dan mencium bau buku-buku yang biasanya kita incar, hal ini yang kadang membuat para pencinta buku sedikit kehilangan.
Event olahraga juga tidak mau kalah, bisa di bilang salah satu yang paling berhasil di tahun ini adalah berlangsungnya Pocari Sweat Run Virtual 2020, Event yang sebelumnya bernama Pocari Sweat Run ini dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2020 lalu, namun hype dari event ini sudah terasa jauh sebelum itu, mungkin karena sudah saking rindunya para pecinta olahraga lari di indonesia, bisa di bayangkan event yang biasanya selalu ada di setiap season itu kebanyakan harus dibatalkan demi alasan kesehatan, tapi selain itu saya juga menganggap bahwa strategi yang di lakukan oleh Otsuka sebagai pemilik brand Pocari Sweat ini sudah sangat tepat, mereka memanfaatkan citra brand mereka yang sudah kuat dan melakukan strategi digital yang tepat sasaran, dari mulai Pre-Event, memilih brand ambasador sampai mengkoordinir pacer mereka sendiri, diluar itu mereka juga sukses dalam mengaet beberapa partner untuk dapat menunjang kesuksesan event ini, hasilnya banyak yang menganggap bahwa event lari virtual ini adalah salah satu yang terbaik dengan tidak mengurangi esensi dari event lari yang biasanya.
Tidak hanyak festival belanja dan olahraga saja yang bisa beralih dari offline ke online beberapa festival budaya, musik bahkan pensi sma yang kini beralih ke online, beberapa diantaranya Playfest, International Mask Festival dan Pensi Online SMAN 9 Bandung juga dianggap cukup dapat mengobati kerinduan para pecinta seni akan hadirnya event offline.
Pada akhirnya kita sebagai audience juga harus beradaptasi dengan keadaan ini, walau belum dapat sepenuhnya mengantikan pengalaman yang dapat diberikan event offline, tapi setidaknya alternatif itu sudah ada.
Kesimpulan
Kembali pada pertanyaan awal, lalu bagaimana kabar kami para kreator event di Pandemi ini? satu jawaban yang pasti adalah adaptasi seperti banyak dari teman-teman lainnya yang juga bekerja sebagai orang yang berada di belakang layar sebuah event, kita pasti merasa kurang nyaman dengan berubahnya habit online ini, kenapa? jawabannya simpel bagi saya sendiri sebuah event yang sukses adalah event yang dapat memberikan experience yang baik pada pengunjungnya, seidaknya sampai saat ini masih sulit rasanya memberikan experience yang sama di event online, tapi saya sendiri yakin dengan semakin berkembangnya teknologi kedepan masa depan event online akan lebih cerah lagi, mari kita tunggu saja.
Di episode selanjutnya, saya akan membahas tentang masalah yang biasa di hadapi di event online dan bagaimana kita bisa menghadapinya, so stay tune guys!
Terima Kasih
